STASI INDUK PRABUMULIH

Biodata

Ketua Stasi/DPP : Stephanus Triyana

Nama Pelindung : Santa Maria
Nama Stasi : Santa Maria Prabumulih
Alamat : Jl. Jendral Sudirman Km. 04 , Kel. Gunung Ibul, Kec. Prabumulih Timur, Kota Prabumulih Sumatera Selatan

Sejarah

Secara geografis Kota Prabumulih terletak kurang lebih 90 KM sebelah barat daya Palembang ibukota provinsi Sumatra Selatan. Kota Prabumulih merupakan kota strategis yang diapit oleh dua kota besar yaitu Kabupaten Muara Enim dan Kota Baturaja. Sekilas keberadaan umat katolik sebagai cikal bakal di kota Prabumulih diketahui sekitar tahun 1967. Kala itu ada satu gereja katolik dibangun oleh pihak pertamina bagi peribadatan bagi karyawan karyawati yang beragama katolik. Namun pada tahun yang sama gereja tersebut terbakar dan tidak pernah di bangun kembali. Sejak saat itu pula peribadatan dilakukan berpindah pindah dari satu tempat ketempat lain.

            Periode tahun 1970-1975 peribadatan dan pelayanan sakramental dilakukan di sebuah rumah sederhana di belakang pasar, Jalan Wonosari No.10 Prabumulih. Kala itu tokoh perintis yaitu Bpk. H.B. Makmun Gani dan Pastor A.J Bontje SCJ atas persetujuan Uskup Palembang Mgr. H. Saudant SCJ. Kemudian pada periode tahun 1975- 2000, perayaan peribadatan serta perayaan Ekaristi dilakukan di gereja Oikumene secara bergantian dengan saudara saudari Kristen protestan di komplek pertamina.

            Seiring perjalanan waktu dengan berbagai pertimbangan selama peribadatan dan perayaan ekaristi bergantian dengan saudara-saudari Kristen protestan dirasa kurang nyaman dan khusuk, umat katolik berinisiatif untuk mempunyai bangunan gereja sendiri dengan sesekali melakukan peribadatan dan perayaan ekaristi di sekolah santa Maria. Persisnya hal itu mulai dilakukan sejak tahun 2000- 2004 perayaan ekaristi dilakukan di ruangan tiga lokal kelas Santa Maria sembari mempersiapkan pengurusan pembangunan gedung gereja.

            Kerinduan untuk mempunyai bangunan gereja sendiri ini memang sudah dirindukan sejak tahun 1996 dimana pernah dilakukan rapat dan diskusi antara perwakilan umat Palembang dan perwakilan umat prabumulih. Maka pada tahun 2004 panitia pembangunan mulai dibentuk. Permasalahan demi permasalahan tak kunjung habisnya dari mulai perizinan dan IMB yang tak kunjung dikabulkan. Tak mau menyerah dengan kesulitan ini maka panitia beserta umat Prabumulih berinisiatif untuk merubah izin bangunan gedung gereja dengan bangunan gedung serbaguna yang diperuntukan sebagai tempat ibadah umat Katolik.

            Syukur kepada Tuhan bahwa bahwa rencana pembangunan gedung serbaguna ini mendapat dukungan dari pemerintah dan warga sekitar dengan dikeluarkanya IMB No. 123/IMB/DPU/III tertanggal 15 Maret 2004, Untuk pembangunan gedung serbaguna di atas tanah seluas 3500 m2 dengan luas banguna 732 m2 terdiri dari gedung serbaguna dengan ukuran 30X18m dan Rumah tinggal Pastor dengan ukuran 12mX8m.

            Setelah sekian lama kurang lebih 37 tahun umat katolik prabumulih merindukan banguna tempat ibadah akhirnya pada tanggal 25 Maret 2004 umat dapat menyaksikan dengan penuh haru dan syukur peletakan batu pertama oleh Uskup Agung Palembang Mgr. Aloysius Sudarso SCJ.

Namun tantangan dan hambatan tidak berhenti disini, yaitu ketika umat katolik Prabumulih ingin memperjelas status gedung serbaguna yang selama ini dipakai untuk peribadatan menjadi bangunan Gereja. Kendatipun demikian umat dan panitia yang ada tetap bersemangan untuk mewujudkan mimpi itu. Akhirnya saat yang ditunggu itu tiba. IMB pun didapat dangan nomor: 503.14/113/DPMPTSP/2009 dan telah diperiksa kebenaranya sesuai dangan aslinya a.n Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu tertanggal 4 Februari 2020 dengan nomor: 002/Leg.IMB/DPMPTSP.I/2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top